Sabtu, 09 Juli 2016

Hari Tumpek Landep

Om Suastiastu,
Hari ini umat Hindu merayakan Hari Tumpek Landep. 
Tumpek merupakan pertemuan hari terakhir dari Sapta Wara (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, dan Saniscara) dan Panca Wara (Umanis, Pahing, Pon, Wage, Kliwon), yaitu Sanicara Kliwon. Ada enam Saniscara Kliwon (Tumpek) dalam setahun dan Tumpek Landep merupakan Tumpek pertama. Selanjutnya ada Tumpek Wariga, Tumpek Kuningan, Tumpek Klurut, Tumpek Uye, dan Tumpek Wayang.
Kata Landep mengandung arti runcing atau tajam. Secara sederhana, Tumpek Landep dapat dimaknai sebagai hari untuk memberi penghargaan/apresiasi terhadap benda-benda tajam yang telah banyak membantu kehidupan kita sebagai manusia. Sebagai bentuk apresiasi, umat Hindu pada hari ini membuat banten untuk dipersembahkan kehadapan Hyang Widhi Wasa sebagai wujud rasa syukur yang mendalam karena telah tercipta benda-benda tajam/runcing yang dapat mempermudah kehidupan manusia. Benda-benda tajam itu dapat berupa pisau, gunting, atau benda-benda pusaka seperti keris, tombak, dan lain-lain.
Kenapa kita mesti memberi apresiasi terhadap benda-benda mati yang tidak bernyawa? Apakah benda-benda mati itu mengerti?
Hyang Widhi menciptakan alam semesta beserta isinya dan masuk merasuk ke dalam ciptaan-Nya, sehingga dalam setiap ciptaan-Nya, termasuk benda-benda mati, terdapat unsur dari Hyang Widhi. Sebagai contoh sederhana, rumah yang merupakan benda mati, jika tidak ditempati/ditinggali akan lebih mudah/cepat keropos dari pada rumah yang ditempati.
Apabila kita memberi penghargaan dan apresiasi kepada benda-benda tajam yang salah satu caranya adalah dengan membuat banten pada Hari Tumpek Landep, maka kita akan memancarkan energi positif kepada benda-benda itu. Dengan memancarkan energi positif, maka akan terjalin saling kasih di antara manusia dan benda-benda tajam tersebut. Dengan demikian, maka benda-benda tersebut akan semakin berguna bagi kehidupan manusia dan semakin memberikan dampak yang positif dalam mempermudah kehidupan manusia.
Lantas bagaimana kecenderungan sebagian umat Hindu yang memaknai Tumpek Landep sebagai otonan mobil, motor, dan peralatan lainnya yang tidak tajam? Apakah hal ini salah?
Seperti diuraikan di atas, ketika kita memberi apresiasi terhadap suatu benda, maka kita akan mengirimkan energi cinta kasih (positif) kepada benda itu. Hal yang sama akan terjadi ketika kita membuat banten yang dipersembahkan kehadapan Hyang Widhi sebagai perwujudan rasa syukur karena kita memiliki benda-benda seperti motor dan mobil. 
Bagi yang mengikuti tradisi ini, pagi-pagi sudah mencuci motor dan/atau mobilnya. Apalagi mencucinya dilakukan sendiri. Ketika mencuci mobil/motor, ada pancaran kasih sayang dari kita kepada mobil/motor, sehingga relasi kita semakin baik dengan alat transportasi tersebut. Tentu hal ini membawa dampak yang positif ke depannya bagi keamanan dan keselamatan kita dalam menggunakan alat transportasi tersebut.
Dengan adanya tradisi untuk memberi apresiasi kepada sesuatu diluar manusia, hal ini akan menumbuhkan semakin banyak modal bagi diri manusia untuk memberi apresiasi kepada sesama manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Upeksa dalam Catur Paramita yang mengajarkan kita untuk memberikan penghargaan kepada orang lain. Kalau kita sudah terbiasa memberikan penghargaan kepada sesuatu selain manusia, maka memberi penghargaan kepada manusia bukan lagi sesuatu yang sulit, tetapi dengan mudahnya kita bisa memberikan penghargaan kepada sesama manusia.
Adakah makna lain dari perayaan Tumpek Landep?
Kalau duhubungkan dengan rangkaian Hari Saraswati sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan yang kita rayakan dua minggu yang lalu dan Hari Raya Pagerwesi yang kita rayakan sepuluh hari yang lalu, maka kita bisa memaknainya sebagai sebuah komitmen kehadapan Hyang Widhi bahwa ilmu pengetahuan yang sudah kita peroleh hendaknya terus kita asah secara berkesinambungan agar senantiasa pikiran kita tajam dalam mencermati sesuatu, sehingga kita senantiasa bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
Mari kita terus-menerus pertajam (landep) pikiran kita dengan cara belajar secara kontinyu agar kita bisa memberikan segala sesuatu yang terbaik kepada kehidupan ini melalui peran kita masing-masing.
Selamat merayakan Hari Tumpek Landep.
Om Santi Santi Santi Om
Salam berkelimpahan bahagia,
I Nyoman Widia

Tidak ada komentar: