Senin, 27 Agustus 2012


MARI MERAYAKAN KEMENANGAN DHARMA

Om Suastiastu,
Kadek Dharmaputera adalah seorang mahasiswa semester akhir sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di Jakarta. Sudah hampir empat tahun dia telah meninggalkan Pulau Dewata merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang menjadi incarannya sejak SD. Selama SD hingga bangku SMA, Kadek belajar rajin dan tekun demi berhasil meraih impiannya kuliah di perguruan tinggi ternama di ibu kota negara tersebut. Bahkan, sewaktu SMP Kadek pernah menggondol siswa teladan tingkat provinsi. Berbagai prestasi akademis lainnya pernah juga diraih, seperti juara 3 olimpiade matematika tingkat nasional. Di bangku kuliah pun prestasi akademiknya mengagumkan. IP-nya belum pernah di bawah angka 3,5.
Di tengah bergelimang prestasi yang melingkupi hidupnya Kadek masih menyisakan sedikit kegalauan dalam hatinya. Ganjalan dalam hatinya tersebut terutama muncul menjelang Hari Raya Galungan, hari yang selama ini dimaknainya sebagai hari kemenangan, yaitu kemenangan Dharma melawan Adharma. Hingga saat ini Kadek belum begitu jelas memaknai kemenangan tersebut. Beberapa pertanyaan justeru mencuat. Kemenangan Dharma yang mana yang harus dirayakan? Apakah selama ini dia sudah selalu memenangkan Dharma? Apakah dengan kalahnya Adharma berarti sekarang sudah tidak ada lagi Adharma di dunia ini? Terakhir, apakah dia sudah layak merayakan kemenangan Dharma melawan Adharma?  
Umat Hindu yang berbahagia,
Untuk mengatasi kegalauan hati Kadek Dharmaputera, marilah kita melakukan perenungan sejenak untuk melakukan pendalaman terhadap makna Hari Raya Galungan yang sebentar lagi akan kita rayakan.
Kemenangan Dharma atas Adharma dalam perspektif tertentu dapat dimaknai sebagai kemenangan kita mengatasi setiap rintangan dalam bentuk apapun. Kemenangan dalam mengatasi rintangan merupakan sebuah keberhasilan. Oleh karena itu, kemenangan juga berarti kesuksesan. Secara sederhana kesuksesan mengandung makna sebagai pencapaian-pencapaian yang telah berhasil didapat atau diraih. Seseorang dikatakan sukses apabila dia berhasil mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
Dalam cerita di awal tadi, Kadek Dharmaputera ingin menamatkan kuliah sarjananya dalam waktu empat tahun. Apabila dia benar-benar bisa menuntaskan kuliahnya dalam waktu empat tahun, maka dia dapat dikatakan sudah sukses, yakni telah sukses menamatkan kuliah dalam waktu empat tahun.
Setiap hari Kadek mempunyai keinginan agar di pagi hari tiba di kampus sebelum pukul 07.30 WIB agar tidak terlambat mengikut jadwal kuliah. Karena jalan raya di Jakarta pada pagi hari penuh dengan kendaraan yang melintas, maka kemacetan di pagi hari tidak bisa dihindarkan. Agar bisa sampai di kampus sebelum pukul 07.30, maka Kadek harus berangkat pagi-pagi dari tempat tinggalnya. Jika tiba di kampus sebelum pukul 07.30 pagi, maka dia sudah berhasil mencapai apa yang menjadi keinginannya. Dia sudah sukses sampai di kampus sebelum pukul 07.30 pagi.
Contoh paling sederhana dapat ditunjukkan ketika Kadek ingin menggunting kertas menjadi empat bagian. Kadek mengambil gunting dan mulai memotong kertas menjadi empat bagian. Begitu Kadek berhasil menggunting kertas menjadi empat potongan (bagian), maka dia sudah bisa disebut sukses dalam menggunting kertas menjadi empat bagian.
Sebenarnya sangat banyak kesuksesan yang telah kita raih dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, kita sering kali tidak menyadarinya, apalagi merayakannya. Dalam contoh cerita di atas, Kadek Dharmaputera sebenarnya sudah banyak meraih kemenangan. Berbagai kemenangan telah diraihnya mulai dari SD hingga bangku kuliah. Dari kemenangan-kemenangan kecil, seperti tepat waktu sampai di kampus, hingga kemenangan-kemanangan besar, seperti beberapa prestasi akademis yang telah diraihnya selama ini.
Ada dua hal yang menjadi penyebab mengapa kita tidak menyadari berbagai kesuksesan/kemenangan yang telah kita raih. Pertama, kita lebih fokus pada hal-hal yang tidak berhasil kita lakukan. Dengan lebih berfokus pada kegagalan, kesuksesan/kemenangan yang telah diraih tidak begitu terasa karena tertutupi oleh pikiran-pikiran tentang kegagalan.
Penyebab kedua adalah karena kita sering terlalu tinggi memberikan standar kesuksesan. Kesuksesan seseorang sering dikaitkan dengan kepemilikan harta yang banyak ataupun jabatan yang tinggi. Orang baru dikatakan suskes apabila hartanya berlimpah ataupun berhasil menduduki jabatan prestisius. Pandangan seperti ini menyebabkan kita tidak menyadari bahwa sejatinya kita sudah sukses. Padahal, setiap pencapaian, sekecil apapun, adalah kesuksesan. Akumulasi dari kesuksesan-kesuksesan kecil akan membentuk kesuksesan yang lebih besar.
Melalui perayaan Hari Raya Galungan, kita sesungguhnya dilatih untuk mengakui bahwa kita sejatinya sudah sukses. Berbagai kemenangan sudah kita raih. Setelah mengakui pencapaian kemenangan ini, kita juga dilatih untuk senantiasa bersyukur atas kesuksesan-kesuksesan yang sudah diraih.
Umat Hindu yang berbahagia,
Mengapa kita perlu bersyukur atas kesuksesan ini? Pengakuan kesuksesan dengan cara bersyukur diyakini dapat mengundang lebih banyak lagi bentuk kesuksesan yang lain. Hal ini sesuai dengan salah satu hukum alam (Rta) yang berlaku universal dan netral, yakni Law of Attraction (Hukum Daya Tarik).
Berdasarkan Hukum Daya Tarik (Law of Attraction), apa yang kita pikirkan secara fokus akan mampu menarik hal-hal serupa dari alam semesta. Kalau kita memikirkan kemenangan, maka kita akan menarik kemenangan-kemenangan berikutnya. Terlebih-lebih kita bisa mensyukurinya. Perasaan syukur terhadap kemenangan/kesuksesan yang telah kita raih merupakan bentuk ekspresi bahwa kita sudah meraih kemenangan/sukses. Dengan kata lain, mensyukuri kemenangan/kesuksesan berarti kita memproklamasikan kepada alam semesta dan alam bawah sadar bahwa kita sudah sukses. Hal ini akan menarik hal-hal yang ada dalam alam semesta untuk mendukung kita mendapatkan kesuksesan-kesuksesan/kemenangan yang lain yang mungkin lebih besar dari kesuksesan/kemenangan yang telah diraih sebelumnya.
Melalui Hari Raya Galungan marilah kita mengakui berbagai kemenangan yang sudah kita raih untuk kemudian kita angayubagia (bersyukur) kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Mari kita mengucapkan terima kasih kehadapan Hyang Widhi Wasa atas serangkaian kesuksesan/kemenangan yang sudah kita capai.
Umat Hindu yang berbahagia,
Selamat Hari Raya Galungan. Selamat Merayakan Kesuksesan. Selamat Merayakan Kemenangan Dharma. Semoga kita tambah sukses dan semakin sukses di masa-masa yang akan datang.  
Om Shanti Shanti Shanti Om.

1 komentar:

rare-angon mengatakan...

Om Swastiastu

Selamat Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1935, semoga Bali selalu santi, dan umat Hindu dimanapun berada selalu mendapatkan waranugraha saking Ida Hyang Widhi Wasa, astungkara

salam rahayu
rare angon nak bali belog