MARI MERAYAKAN KEMENANGAN
DHARMA
Om Suastiastu,
Kadek Dharmaputera adalah seorang
mahasiswa semester akhir sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di Jakarta.
Sudah hampir empat tahun dia telah meninggalkan Pulau Dewata merantau ke
Jakarta untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang menjadi
incarannya sejak SD. Selama SD hingga bangku SMA, Kadek belajar rajin dan tekun
demi berhasil meraih impiannya kuliah di perguruan tinggi ternama di ibu kota
negara tersebut. Bahkan, sewaktu SMP Kadek pernah menggondol siswa teladan
tingkat provinsi. Berbagai prestasi akademis lainnya pernah juga diraih,
seperti juara 3 olimpiade matematika tingkat nasional. Di bangku kuliah pun
prestasi akademiknya mengagumkan. IP-nya belum pernah di bawah angka 3,5.
Di tengah bergelimang prestasi yang
melingkupi hidupnya Kadek masih menyisakan sedikit kegalauan dalam hatinya. Ganjalan
dalam hatinya tersebut terutama muncul menjelang Hari Raya Galungan, hari yang selama
ini dimaknainya sebagai hari kemenangan, yaitu kemenangan Dharma melawan
Adharma. Hingga saat ini Kadek belum begitu jelas memaknai kemenangan tersebut.
Beberapa pertanyaan justeru mencuat. Kemenangan Dharma yang mana yang harus
dirayakan? Apakah selama ini dia sudah selalu memenangkan Dharma? Apakah dengan
kalahnya Adharma berarti sekarang sudah tidak ada lagi Adharma di dunia ini?
Terakhir, apakah dia sudah layak merayakan kemenangan Dharma melawan Adharma?
Umat Hindu yang berbahagia,
Untuk mengatasi kegalauan hati Kadek
Dharmaputera, marilah kita melakukan perenungan sejenak untuk melakukan
pendalaman terhadap makna Hari Raya Galungan yang sebentar lagi akan kita
rayakan.
Kemenangan Dharma atas Adharma dalam
perspektif tertentu dapat dimaknai sebagai kemenangan kita mengatasi setiap
rintangan dalam bentuk apapun. Kemenangan dalam mengatasi rintangan merupakan
sebuah keberhasilan. Oleh karena itu, kemenangan juga berarti kesuksesan. Secara
sederhana kesuksesan mengandung makna sebagai pencapaian-pencapaian yang telah
berhasil didapat atau diraih. Seseorang dikatakan sukses apabila dia berhasil
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
Dalam cerita di awal tadi, Kadek
Dharmaputera ingin menamatkan kuliah sarjananya dalam waktu empat tahun. Apabila
dia benar-benar bisa menuntaskan kuliahnya dalam waktu empat tahun, maka dia
dapat dikatakan sudah sukses, yakni telah sukses menamatkan kuliah dalam waktu
empat tahun.
Setiap hari Kadek mempunyai keinginan
agar di pagi hari tiba di kampus sebelum pukul 07.30 WIB agar tidak terlambat
mengikut jadwal kuliah. Karena jalan raya di Jakarta pada pagi hari penuh
dengan kendaraan yang melintas, maka kemacetan di pagi hari tidak bisa
dihindarkan. Agar bisa sampai di kampus sebelum pukul 07.30, maka Kadek harus
berangkat pagi-pagi dari tempat tinggalnya. Jika tiba di kampus sebelum pukul
07.30 pagi, maka dia sudah berhasil mencapai apa yang menjadi keinginannya. Dia
sudah sukses sampai di kampus sebelum pukul 07.30 pagi.
Contoh paling sederhana dapat
ditunjukkan ketika Kadek ingin menggunting kertas menjadi empat bagian. Kadek
mengambil gunting dan mulai memotong kertas menjadi empat bagian. Begitu Kadek
berhasil menggunting kertas menjadi empat potongan (bagian), maka dia sudah
bisa disebut sukses dalam menggunting kertas menjadi empat bagian.
Sebenarnya sangat banyak kesuksesan yang
telah kita raih dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, kita sering kali
tidak menyadarinya, apalagi merayakannya. Dalam contoh cerita di atas, Kadek
Dharmaputera sebenarnya sudah banyak meraih kemenangan. Berbagai kemenangan
telah diraihnya mulai dari SD hingga bangku kuliah. Dari kemenangan-kemenangan
kecil, seperti tepat waktu sampai di kampus, hingga kemenangan-kemanangan
besar, seperti beberapa prestasi akademis yang telah diraihnya selama ini.
Ada dua hal yang menjadi penyebab
mengapa kita tidak menyadari berbagai kesuksesan/kemenangan yang telah kita
raih. Pertama, kita lebih fokus pada hal-hal yang tidak berhasil kita lakukan.
Dengan lebih berfokus pada kegagalan, kesuksesan/kemenangan yang telah diraih
tidak begitu terasa karena tertutupi oleh pikiran-pikiran tentang kegagalan.
Penyebab kedua adalah karena kita sering
terlalu tinggi memberikan standar kesuksesan. Kesuksesan seseorang sering
dikaitkan dengan kepemilikan harta yang banyak ataupun jabatan yang tinggi. Orang
baru dikatakan suskes apabila hartanya berlimpah ataupun berhasil menduduki
jabatan prestisius. Pandangan seperti ini menyebabkan kita tidak menyadari
bahwa sejatinya kita sudah sukses. Padahal, setiap pencapaian, sekecil apapun,
adalah kesuksesan. Akumulasi dari kesuksesan-kesuksesan kecil akan membentuk
kesuksesan yang lebih besar.
Melalui perayaan Hari Raya Galungan,
kita sesungguhnya dilatih untuk mengakui bahwa kita sejatinya sudah sukses. Berbagai
kemenangan sudah kita raih. Setelah mengakui pencapaian kemenangan ini, kita
juga dilatih untuk senantiasa bersyukur atas kesuksesan-kesuksesan yang sudah
diraih.
Umat Hindu yang berbahagia,
Mengapa kita perlu bersyukur atas
kesuksesan ini? Pengakuan kesuksesan dengan cara bersyukur diyakini dapat mengundang
lebih banyak lagi bentuk kesuksesan yang lain. Hal ini sesuai dengan salah satu
hukum alam (Rta) yang berlaku universal dan netral, yakni Law of Attraction (Hukum Daya Tarik).
Berdasarkan Hukum Daya Tarik (Law of Attraction), apa yang kita
pikirkan secara fokus akan mampu menarik hal-hal serupa dari alam semesta. Kalau
kita memikirkan kemenangan, maka kita akan menarik kemenangan-kemenangan berikutnya.
Terlebih-lebih kita bisa mensyukurinya. Perasaan syukur terhadap kemenangan/kesuksesan
yang telah kita raih merupakan bentuk ekspresi bahwa kita sudah meraih
kemenangan/sukses. Dengan kata lain, mensyukuri kemenangan/kesuksesan berarti
kita memproklamasikan kepada alam semesta dan alam bawah sadar bahwa kita sudah
sukses. Hal ini akan menarik hal-hal yang ada dalam alam semesta untuk
mendukung kita mendapatkan kesuksesan-kesuksesan/kemenangan yang lain yang
mungkin lebih besar dari kesuksesan/kemenangan yang telah diraih sebelumnya.
Melalui Hari Raya Galungan marilah kita mengakui
berbagai kemenangan yang sudah kita raih untuk kemudian kita angayubagia
(bersyukur) kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Mari kita mengucapkan terima kasih
kehadapan Hyang Widhi Wasa atas serangkaian kesuksesan/kemenangan yang sudah
kita capai.
Umat Hindu yang berbahagia,
Selamat Hari Raya Galungan. Selamat
Merayakan Kesuksesan. Selamat Merayakan Kemenangan Dharma. Semoga kita tambah
sukses dan semakin sukses di masa-masa yang akan datang.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
1 komentar:
Om Swastiastu
Selamat Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1935, semoga Bali selalu santi, dan umat Hindu dimanapun berada selalu mendapatkan waranugraha saking Ida Hyang Widhi Wasa, astungkara
salam rahayu
rare angon nak bali belog
Posting Komentar