Sabtu, 25 September 2010

Hari Saraswati: Sudahkah Pengetahuan itu Mengalir?

Om Suastiastu,

Hari ini, Saniscara Umanis Watugunung, umat Hindu Indonesia di seluruh muka bumi merayakan Hari Saraswati. Makna apa yang bisa kita berikan terhadap hari yang sangat suci bagi umat Hindu ini?

Hari Saraswati diyakini sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Kata Saraswati sendiri berasal dari kata “saras” yang artinya mengalir dan kata “wati” yang maknanya adalah mengandung sifat atau bersifat. Jadi, kata saraswati berarti mengandung sifat mengalir. Karena berkaitan dengan pengetahuan, maka yang mengalir itu adalah pengetahuan.

Dalam tataran yang lebih luas, kata mengalir dapat diartikan berkembang. Jika kita mendapatkan sesuatu pengetahuan, maka pengetahuan itu tidak boleh berhenti begitu saja dalam diri kita. Pengetahuan itu wajib kita alirkan agar pengetahuan itu bisa berkembang. Kalau pengetahuan itu berhenti (tidak mengalir), lama-kelamaan pengetahuan itu akan menghilang dari diri kita.

Cara sederhana agar pengetahuan itu tidak berhenti begitu saja dalam diri kita adalah dengan mempraktekkannya. Pengetahuan-pengetahuan yang sudah kita dapatkan, sebaiknya dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempraktekkan, kita akan mendapatkan manfaat dari pnegetahuan itu. Sesungguhnya, pengetahuan yang tidak dipraktekkan, tidak akan berarti apa-apa.

Contoh sederhana adalah pengetahuan agama tentang Tri Kaya Parisudha yang berarti tiga bentuk perbuatan yang disucikan. Ketiga bentuk perbuatan itu adalah berpikir yang baik (Manacika Parisudha), berkata yang baik (Wacika Parisudha), dan tindakan yang baik (Kayika Parisudha). Sejak bangku sekolah dasar kita diajarkan dan memperoleh pengetahuan tentang Tri Kaya Parisudha ini. Akan tetapi, apakah dalam kehidupan sehari-hari kita sudah mempraktekkannya?

Apakah kita sudah berpikir secara baik (positif) terhadap setiap peristiwa yang ada di sekitar kita, apapun itu? Apakah kita sudah mengelola pikiran kita secara baik dan juga benar, sehingga apapun peristiwa yang terjadi, kita bisa selalu bersikap tenang dengan dilandasi pikiran yang baik dan jernih? Jika kita bisa senantiasa berpikir dengan baik dan jernih (Manacika Parisudha), keputusan yang kita ambil pun akan mampu membuat hidup kita menjadi lebih baik.

Apakah selama ini kita sudah mengeluarkan kata-kata yang baik, sehingga tidak akan menyinggung perasaan orang lain yang mendengarkannya? Apakah pemikiran-pemikiran kita sudah bisa kita uraikan dengan baik dengan kata-kata yang dikeluarkan mulut kita, sehingga orang yang mendengarkan mampu memahami dengan baik?
Contoh lain adalah pada saat kita belajar bahasa Inggris. Banyak buku yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris yang sudah kita baca. Akan tetapi, apabila kita tidak mempraktekkan dengan berbicara dalam bahasa Inggris, maka pengetahuan-pengetahuan yang sudah kita pelajari tersebut tidak akan berguna, bahkan lama-kelamaan akan sirna dari otak kita.

Di samping mempraktekkan, cara mengalirkan ilmu pengetahuan adalah dengan berbagi. Pengetahuan yang sudah kita dapatkan sebaiknya dibagikan kepada orang lain. Semakin banyak kita berbagi, semakin berkembang ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk berbagi ilmu pengetahuan ini. Bisa dengan berdiskusi, saling bertukar pemikiran (ilmu penetahuan), bisa dengan mengajarkannya kepada orang lain, bisa dengan memberikan Dharma Wacana (khusus pengetahuan tentang agama), atau pun dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan untuk kemudian disebarluaskan.

Melalui perayaan Saraswati kali ini, marilah kita sering-sering berbagi pengetahuan. Pengetahuan yang tidak dibagi ataupun tidak dipraktekkan, tidak akan memberi manfaat apa-apa, malahan lama-kelamaan akan sirna dari diri kita.

Selamat Hari Raya Saraswati.