Senin, 12 Oktober 2009

Hari Raya Galungan: Hari Merayakan Kesuksesan

Om Suastiastu,

Sebentar lagi umat Hindu Indonesia yang berada di seluruh dunia merayakan Hari Raya Galungan. Perayaan ini merupakan bentuk rasa syukur umat Hindu kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kemenangan yang diraihnya selama ini. Bagaimana umat Hindu memaknai hari kemenangan ini dalam konteks kehidupan sehari-hari?

Kemenangan dalam hal tertentu berarti kesuksesan. Kesuksesan bermakna pencapaian-pencapaian yang telah berhasil didapat atau diraih. Seseorang dikatakan sukses apabila dia berhasil mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Misalnya seorang pembalap ingin menjadi juara pertama dalam sebuah kejuaraan. Pada saat juara satu benar-benar digondolnya, maka orang tersebut dapat dikatakan sudah sukses.

Demikian juga seorang pengendara sepeda motor ketika mengendarai sepeda motornya di jalan raya menjumpai genangan air yang cukup tinggi yang menghadang perjalanannya. Keinginan dia saat itu hanya satu, yakni berhasil melewati genangan tersebut dengan selamat. Jika dia berhasil melewatinya, maka dia dapat disebut telah sukses menyeberangi genangan air, walaupun air yang tergenang cukup tinggi.

Contoh paling sederhana dapat ditunjukkan ketika seorang anak TK diajarkan cara menggunting kertas. Anak tersebut kemudian diminta untuk menggunting selembar kertas. Begitu si anak TK tersebut berhasil memotong kertas menjadi dua bagian dengan menggunakan gunting, maka dia sudah bisa disebut sukses menggunting kertas tersebut.

Sebenarnya sangat banyak kesuksesan yang telah kita raih dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, kita sering kali tidak mengakuinya, apalagi merayakannya. Hal ini terjadi karena kita sering terlalu tinggi memberikan standar kesuksesan. Kesuksesan seseorang sering dikaitkan dengan kepemilikan harta yang banyak ataupun jabatan yang tinggi. Pandangan seperti ini menyebabkan kita tidak menyadari bahwa sejatinya kita sudah sukses. Setiap pencapaian, sekecil apapun, adalah kesuksesan. Akumulasi dari kesuksesan-kesuksesan kecil akan membentuk kesuksesan yang lebih besar.

Melalui perayaan Hari Raya Galungan kali ini, kita sesungguhnya dilatih untuk mengakui bahwa kita sejatinya sudah sukses. Kita dilatih untuk senantiasa bersyukur atas kesuksesan-kesuksesan yang sudah diraih. Pengakuan kesuksesan dengan cara bersyukur ini diyakini akan mengundang lebih banyak lagi bentuk kesuksesan yang lain. Hal ini sesuai dengan salah satu hukum alam (Rta) yang berlaku universal dan netral, yakni Law of Attraction (Hukum Ketertarikan).

Menurut Hukum Ketertarikan, apa yang kita pikirkan secara fokus akan mampu menarik hal-hal serupa dari alam semesta. Kalau kita memikirkan kesuksesan secara fokus, maka kita akan menarik kesuksesan-kesuksesan berikutnya. Terlebih-lebih kita bisa mensyukurinya. Rasa syukur akan kesuksesan yang telah kita raih merupakan bentuk ekspresi bahwa kita sudah sukses. Dengan kata lain, mensyukuri kesuksesan berarti kita memproklamasikan kepada alam semesta dan alam bawah sadar bahwa kita sudah sukses. Hal ini akan menarik hal-hal yang ada dalam alam semesta untuk mendukung kita mendapatkan kesuksesan-kesuksesan yang lain yang mungkin lebih besar dari kesuksesan yang telah diraih sebelumnya.

Sebaliknya, apabila kita tidak mau mengakui kesuksesan yang telah diraih, bahkan mengeluhkan kegagalan-kegagalan yang dialami, maka hal ini akan mengundang (menarik) bentuk kegagalan-kegagalan yang lainnya. Ingatlah bahwa dengan mengeluh, kita sejatinya telah mengundang dan menarik hal-hal yang dikeluhkan untuk terjadi pada diri kita dan terus terjadi.

Di samping itu, mengeluh merupakan salah satu penyakit yang dapat menular. Coba perhatikan dan renungkan jika ada orang yang mengeluhkan sesuatu kepada kita. Setelah orang itu mengeluarkan keluhannya, biasanya kita akan bersimpati kepadanya. Tanpa disadari, kita pun akan ikut mengeluhkan sesuatu sebagai ungkapan bentuk rasa simpati kita terhadap dirinya.

Karena kita tahu bahwa di samping merupakan penyakit menular, mengeluh dapat menarik semakin banyak hal-hal yang kita keluhkan untuk terjadi dan terus terjadi pada kita, marilah kita melatih diri untuk sedapat mungkin menghindar dari aktivitas mengeluh ini. Sebagai lawan dari mengeluh, marilah kita membiasakan diri untuk senantiasa bersyukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi atas kesuksesan-kesuksesan, sekecil apapun, yang telah kita raih.

Selama bertahun-tahun kita sudah merayakan Hari Raya Galungan dan selama itu pula kita memaknainya sebagai hari kemenangan Dharma atas Adharma. Terkadang kita tidak dapat mendefinisikan secara jelas, kemenangan yang mana yang kita rayakan. Untuk itu, marilah kita maknai Hari Raya Galungan sebagai hari kemenangan yang berarti pula sebagai hari merayakan kesuksesan-kesuksesan yang telah berhasil diraih. Dengan merayakan dan angayubagia (bersyukur) atas kesuksesan-kesuksesan yang telah diraih, hal ini akan menarik lebih banyak lagi kesuksesan-kesuksesan yang lain, bahkan kesuksesan-kesuksesan yang lebih besar.

Akhirnya, Selamat Hari Raya Galungan. Selamat Merayakan Kesuksesan. Yakinlah, kesuksesan demi kesuksesan sudah menanti Anda.
Om Shanti Shanti Shanti Om.